Proposal Skripsi Akuntansi Manajemen

Pengaruh Kelancaran Lalulintas di Sumatera Barat Terhadap Biaya Distribusi berdasarkan Cost Volume Profit pada PT. Ryan Mahriza






Proposal Skripsi
untuk memperoleh gelar sarjana 




Disusun Oleh :
Ryan Mahriza
1510003510969



Program Studi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS EKASAKTI - AAI
Padang











Kepada Yth.
Ketua PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS EKASAKTI
di Padang




Dengan hormat, saya dengan keterangan berikut ini :
Nama                       : Ryan Mahriza
NIM                          : 1510003510969
Jurusan/PRODI      :  Akuntansi            
Perguruan Tinggi :  Universitas Ekasakti

Dengan ini, saya mengajukan permohonan pembimbingan skripsi. Sekiranya agar saya bisa menyelesaikan tugas akhir tersebut, untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Ekasakti.

Sebagai bahan pertimbangan untuk bapak/ibu setujui, saya melampirkan outline skripsi, berupa pengolahan lembar bab pendahuluan hingga metode penelitian.

Demikian proposal skripsi ini saya buat untuk selanjutnya diproses. Atas perhatian dan bimbingan bapak/ibu saya ucapkan terimakasih.

wassalam.


                                                                                                                       Mahasiswa ybs.


   
                                                                                                                       Ryan Mahriza














I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

              PT. Ryan Mahriza merupakan perusahaan fiksi untuk jadi prototype dalam masalah yg timbul karena suatu perubahan. Perusahaan fiksi ini dalam sektor produksi mini racing RC/QD 4wd (Remot Control/Quick Drive four wheel drive), yaitu mainan edukatif semua umur. Berupa replika mobil balap formula . Tampilan imaginatif, warna atraktif, desain futuristik. Terdiri dari rangka / chasis fiber glass, besi sumbu roda, dinamo mini, roda gigi, dua pasang roda dengan ban karet khusus. Kecepatannya bervariasi tergantung custom. Hal ini yg menarik minat penggemar mini racing RC/QD 4WD. Sehingga produksinya bisa melebihi permintaan pasar. Untuk itu diperlukan distribusi lancar ke pangsa pasar.

             Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia terletak di Pulau Sumatera yaitu wilayah waktu Indonesi Barat. Morfologinya memiliki perbukitan dan landai. Jalan di Sumatera Barat terpusat pada wilayah perkotaan terutama kota Padang. Lalu lintas antar kota di provinsi tersebut cenderung stabil namun pada waktu tertentu mengalami kepadatan arus, seperti Hari Besar Keagamaan dan Hari Libur. Kondisi jalan memiliki masa kelayakan sehingga jika lewat masa tersebut terjadi kerusakan karena gesekan maupun pengikisan.

             Suatu perusahaan pada intinya ingin mencapai profit maksimum. Laba dipengaruhi sebagian besar oleh penjualan. Menurut Kotler (2000:55) faktor yang mempengaruhi penjualan itu sendiri terdiri dari :

- Harga Jual
  Merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi penjualan atas barang dan jasa yang dihasilkan. Apakah barang dan jasa yang dihasilkan dapat dijangkau oleh konsumen.

- Produk
Mempengaruhi tingkat volume penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan
apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen.

- Biaya Promosi
   Aktivitas - aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang memberikan informasi membujuk pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang - barang serta jasa yang ditawarkan.

- Saluran Distribusi
  Merupakan aktivitas perusahaan dalam menyampaikan dan menyalurkan barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya.

- Mutu
  Mutu dan kualitas barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi volume penjualan dengan mutu yang baik konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari persahaan tersebut.

         Terkait hal tersebut ada hal lain yang mempengaruhi penjualan, seperti pendapat ahli Taylor (2005:84) yaitu penjualan dipengruhi oleh dua faktor ;
1. Faktor Lingkungan Tak Terkendali
    Mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan perusahaan yang berbeda di luar perusahaan. Faktor lingkungan antara lain:


  • Sumber daya dan tujuan perusahaan
  • Lingkungan persaingan
  • Lingkungan ekonomi dan teknologi
  • Lingkungan politik dan hukum
  • Lingkungan sosial dan budaya


2. Faktor Lingkungan Terkendali
    Merupakan faktor yang mempengaruhi penjualan yang berada di dalam perusahaan. Faktor - faktor tersebut adalah faktor yang mempengaruhi penjualan termasuk pemasaran di dalam perusahaan. Faktor tersebut adalah marketing mix, terdiri dari :


  • Produk
  • Harga Jual
  • Biaya Promosi
  • Distribusi
Sedangkan faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan volume penjualan adalah :


  1. Kebijakan Harga Jual
  2. Kebijakan Produk
  3. Kebijakan Distribusi
Berdasarkan uraian singkat diatas tujuan suatu perusahaan adalah pencapaian laba maksimal dengan orientasi tingkat volume penjualan yang dipengaruhi berbagai hal seperti penjualan, kualitas dan kuantitas produk, biaya promosi, dan termasuk biaya distribusi. Sehingga kondisi lancarnya suatu lalulintas pada wilayah seperti sumatera barat akan mempengaruhi tingkat volume penjualan dan juga memunculkan perubahan biaya distribusi.

Dari uraian diatas maka saya selaku penulis menetapkan penelitian judul skripsi "Pengaruh   Kelancaran Lalulintas di Sumatera Barat Terhadap Biaya Distribusi berdasarkan Cost Volume Profit pada PT. Ryan Mahriza"


B. Rumusan Masalah

             Berdasarkan penjabaran diatas maka perumusan masalah ialah sebagai berikut :

1.  Bagaimana lalulintas bisa mempengaruhi suatu biaya produksi ?
2.  Apakah dampak perubahan biaya distribusi terhadap biaya produksi dalam perencanaan berbasis laba ?

C. Batasan Masalah

             Setelah meninjau ulang latar belakang dan perumusan masalah, ditemui penyebaran faktor yg menimbulkan masalah baru, maka penulis berniat untuk membatasi pokok persoalan dalam penelitian yaitu biaya distribusi yang timbul dari pengaruh lalulintas, dengan kaitannya terhadap anggaran produksi berdasarkan cost volume provit (cvp) pada PT. Ryan Mahriza.

D. Tujuan Penelitian

    1. Penelitian ini bertujuan mengimplementasi suatu konsep, dimana penekanan biaya distribusi tidak mempengaruhi anggaran produksi.
    2. Memperoleh suatu metode dalam permasalahan pada aktivitas distribusi dan penjualan lancar untuk membuat solusi menghadapi persoalan lalulintas terhadap depresiasi biaya distribusi tanpa mempengaruhi biaya produksi dari anggaran operasional PT. Ryan Mahriza.
    3. Menginformasikan pada manager tentang persoalan lalulintas dan pendistribusian produk untuk membuat suatu kebijakan yang tepat per periode produksi.



II. Kajian Pustaka

      A. Landasan Teori

           Analisis Biaya Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP berfokus kepada lima hal, yaitu:
a.      harga produk (prices of products),
b.      volume produksi,
c.       biaya variable per unit,
d.      total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi), dan
e.      mix of product sold (bauran produk dalam penjualan).
      Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.
      Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting, antara lain:
a.      Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas
b.      Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas
c.       Dampak kenaikan harga terhadap laba
d.      Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki
e.      Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.
      Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis multiproduk, dan penyajian grafis hubungan cost volume profit analysis agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan perusahaan.

A.     Analisis Cost Volume Profit
      Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat hubungan antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume profit.
      Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1.      Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2.      Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan dijual di dalam suatu periode tertentu.
3.      Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
4.      Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5.           Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan yang akan dijual.

      Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan diperoleh, yaitu :
1.      Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2.      Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3.           Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4.    Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan tidak berubah.
Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan menjadi (a) semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan dan harga jual dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit produk / rupiah penjualan, dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru, mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.
B.      Konsep Contribution Margin
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT Ryan Mahriza miliki penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $ 300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio margin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan margin kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung rasio margin kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.
C.      Titik Impas Dalam Unit
Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas  (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Misalkan PT. Ryan Mahriza memproduksi Mini Racing RC/QD 4WD. Berikut ini adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan PT. Ryan Mahriza
Penjualan (1000 unit@$400)                          $400.000
Dikurangi: Beban variabel                                325.000
Margin kontribusi                                            $  75.000
Dikurangi: Beban tetap                                       45.000
Laba operasi                                        $  30.000
Hal ini menunjukan bahwasanya PT. Ryan Mahriza mempunyai harga adalah $400 per unit, dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
0                      = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
0                      = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit        = $45.000
Unit     = 600

Dengan demikian, PT. Ryan Mahriza harus menjual 600 Mini Racing RC/QD 4WD untuk menutupi semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah dengan memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.

Penjualan (600 unit@ $400)                           $  240.000
Dikurangi: beban variabel                                 195.000
Margin kontribusi                                            $    45.000
Dikurangi: Beban tetap                                         45.000
Laba operasi                                          $              0

Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.
Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap persoalancost volume profit dapat diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.

Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas
Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu dengan menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi  (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan persamaan dasar

Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
Dengan menggunakan contoh dari PT. Ryan Mahriza margin kontirbusi per unit dapat dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas PT. Ryan Mahriza, dapat digunakan persamaan dasar sebagai berikut:

Jumlah unit      = $45.000/($400-$325)
    = $45.000/$75
    = 600

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.
Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa PT. Ryan Mahriza ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini, berapakah Mini Racing RC/QD 4WD yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
$60.000           = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$105.000         = $75 x Unit
Unit                 = 1.400        
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit                 = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)
Unit                 = $105.000/$75
Unit                 = 1.400
Artinya PT. Ryan Mahriza harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:

Penjualan (1400 unit@$400)                          $560.000
Dikurangi: Bebabn Variabel                               455.000
Margin kontribusi                                              $105.000
Dikurangi: Beban tetap                                         45.000
      Laba operasi                                                        $  60.000

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas. Seperti yang baru saja ditunjukkan, PT. Ryan Mahriza harus menjual 1.400 Mini Racing RC/QD 4WD, atau 800 lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin kontribusi per Mini Racing RC/QD 4WD adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit Mini Racing RC/QD 4WD diatas impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah Mini Racing RC/QD 4WD yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan hasilnya dengan volume impas.
Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika 1.500 Mini Racing RC/QD 4WD, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 unit, dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan meningkat sebesar $7.500 ($75 x 100).
Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan (after taxes), anggaplah bahwa PT. Ryan Mahriza ingin mengetahui jumlah Mini Racing RC/QD 4WD yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini), maka  diperoleh:
0,15 ($400) (Unit)       = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit                    = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit                    = ($75 x Unit) - $45.000
$15 x Unit                    = $45.000
Unit                             = 3.000
Apakah volume sebanyak 3.000 Mini Racing RC/QD 4WD menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus menyusun laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba per unit. Volume impas adalah 600 unit. Jika 3.000 Mini Racing RC/QD 4WD terjual, maka ada 2.400 (3.000 – 600) Mini Racing RC/QD 4WD diatas titik impas yang telah terjual. Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari penjualan ($180.000/$1.200.000).
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih           = laba operasi – pajak penghasilan
= laba operasi – (tarif pajak x laba operasi)
= laba operasi (1 – tarif pajak)
Atau
Laba operasi         = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)
Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:

$48.750           = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi)
$48.750           = 0,65 (Laba operasi)
$75.000           = Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka PT. Ryan Mahriza harus menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak penghasilan. Dengan konversi ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:
Unit     = ($45.000 + $75.000)/$75
Unit     = $120.000/$75
Unit     = 1.600
Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 Mini Racing RC/QD 4WD.
Penjualan (1.600 @$400)                                            $640.000
Dikurangi: Beban Variabel                                          520.000
Margin kontribusi                                                       $120.000
Dikurangi: Beban tetap                                                  45.000
Laba operasi                                                               $   75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%)       26.250
      Laba bersih                                                                  $  48.750

D.     Titik Impas Dalam Dolar Penjualan
Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh, titik impas PT. Ryan Mahriza dihitung pada 600 Mini Racing RC/QD 4WD, Karena harga jual per unit Mini Racing RC/QD 4WD adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan adalah $240.000 ($400 x 600).
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai berikut:
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x 10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk pendapatan $100 (0,60 x $100).
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase Penjualan:
                                                                  Dolar               Persentase Penjualan
Penjualan                                                  $400.000                     100,00%
Dikurangi: Biaya Variabel                        325.000                       81,25%
Margin Kontribusi                                       75.000                       18,75%
Dikurangi: Biaya tetap                                45.000
Laba Operasi                                                 30.000        

Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio  margin kontribusi adalah 18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasar informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan PT. Ryan Mahriza untuk mencapai titik impas?
Laba Operasi   =   Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
0                       =   (Penjualan – (Rasio Biaya Variabel x Penjualan)) – Biaya tetap
0                       =   Penjualan (1 – Rasio Biaya Variabel) – Biaya Tetap
0                       =   Penjualan (1 – 0,8125) – 45.000
(0,1875)Penjualan = 45.000
Penjualan         =   $240.000
Jadi PT. Ryan Mahriza harus menghasilkan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas dengan rumus:
Unit Impas       =   Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)
Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas

Unit Impas x Harga     =    Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas          =    Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas          =    Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)
Penjualan Impas         =    Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Dalam Kasus PT. Ryan Mahriza, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan Impas   =     Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi
Penjualan Impas   =     $45.000/0,1875
Penjualan Impas   =     $240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan PT. Ryan Mahriza untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini mirip dengan yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:
Penjualan        = $45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar $60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba sebesar $0,1875.
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang diharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).
Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
1.      Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara angsung jika hal tersebut dikehendaki
2.      Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.

E.      Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung  (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum   adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh PT. Ryan Mahriza telah memutuskan untuk menawarkan dua model PT. Ryan Mahriza, yaitu RC/QD biasa dengan harga $400/unit dan RC/QD limited Edition dengan harga $800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 RC/QD dan 800 Mini Racing RC/QD 4WD dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai berikut:

 RC/QD
Biasa
 RC/QD
Limited Edition
 Total
Penjualan
           480.000
   640.000
   1.120.000
Dikurangi: beban Variabel
           390.000
   480.000
      870.000
Margin Kontribusi
             90.000
   160.000
      250.000
Dikurangi: Beban tetap Langsung
             30.000
     40.000
         70.000
Margin Produk
             60.000
   120.000
      180.000
Dikurangi: Beban tetap Umum
         26.250
Laba Operasi
      153.750

1.      Titik Impas Dalam Unit
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Dalam contoh PT. Ryan Mahriza di atas, jika dihiting unit impas individu dari RC/QD Biasa dan RC/QD Limited Edition(L. E), diperoleh hasil:
Unit impas RC/QD Biasa         =      Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)
                                                    =      $30.000/$75
                                                    =      400 unit
Unit Impas RC/QD L. E           =      $40.000/$200
                                                    =      200 unit
Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit RC/QD L. E harus dijual untuk mencapai margin produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalah multiproduk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah dengan mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan.
Contohnya; Jika PT. Ryan Mahriza berencana menjual 1.200 RC/QD biasa dan 800 RC/QD L. E, maka bauran penjualan dalam unit adalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.
Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus PT. Ryan Mahriza, pendapatan dari RC/QD biasa adalah $480.000 ($400 x 1.200). dan pendapatan RC/QD L. E adalah $640.000 ($800 x 800).
Pendapatan RC/QD biasa                                 = 480.000/(480.000+640.000)
                                                                              = 42,86% dari penjualan
Pendapatan RC/QD L. E                                    = 640.000/(480.000+640.000)
                                                                              = 57,14% dari penjualan.
Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau  60% : 40% yang berarti bahwa PT. Ryan Mahriza berharap dapat menjual 3 RC/QD biasa atas setiap penjualan 2 RC/QD L. Edition. Sedangkan bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar 42,86% : 57,14% untuk biasa dan limited edition. Perbedaan perbandingan iini diakibatkan karena bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
Bauran penjualan dan analisis CVP,  penentuan bauran penjualan terutama memungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk tunggal. Karena PT. Ryan Mahriza berharap dapat menjual 3 RC/QD biasa atas setiap penjualan 2 RC/QD L. E, PT Ryan Mahriza bisa mengidentifikasikan produk tunggal yang dijualnya sebagai suatu paket yang berisi tiga RC/QD biasa dan RC/QD L. E.
Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:
Produk (a)
Harga Variabel Per Unit (b)
Biaya Kontribusi Per Unit (c)
Margin Penjualan (d)
Bauran Kontribusi per unit paket (e)
Margin (f) =d x e
biasa
400
325
75
3
225
Limited
800
600
200
2
400
Total Paket
625

Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat digunakan untuk menentukan jumlah paket yang harus dijual PT. Ryan Mahriza pada titik impas.
Paket Impas          =          Total Biaya Tetap/Margin Kontribusi Per Paket
                              =          (70.000+26.250)/625
                              =          154 paket
Jadi PT. Ryan Mahriza harus menjual
Unit RC/QD biasa           =          154 x 3           
                                          =          462 unit
Unit RC/QD L. E             =          154 x 2
                                          =          308 unit
Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk. Cara mengatasinya antara lain dengan:
a.      Melakukan penyederhanaan yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan individu produk, atau
b.      Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.

2.      Pendekatan Dolar Penjualan
Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap – tiap produk. Contoh kasus pada PT. Ryan Mahriza.

 Total
Penjualan
   1.120.000
Dikurangi: beban Variabel
      870.000
Margin Kontribusi
      250.000
Dikurangi: Total Beban tetap
         96.250
Laba Operasi
      153.750

Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar 250.000/1.120.000 = 0,2232. Maka besar penjualan impas yaitu:
Penjualan impas   =          Biaya tetap/rasio margin kontribusi
                                 =          $96.250/0,2232
                                 =          $431.228
Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah paket yang harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800 (3 x 400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit perbedaan karena pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi.

F.        Representasi Grafis Dari Hubungan CVP
Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:
Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan  antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang penting, grafik laba volume dan grafik biaya volume laba, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Grafik Laba Volume
Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi [laba operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap]. Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu vertical.
(Contoh Grafik Laba Volume)
Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap – tiap garis ini mempunyai dua persamaan berikut :

Pendapatan = harga x unit
Total biaya =   (biaya variable per unit x unit) + Biaya tetap
Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :
1.         Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2.         Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang yang relevan
3.         Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
4.         Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5.         Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

G.       Perubahan Dalam Variabel CVP
Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP
Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Sebagai contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman juga dapat dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas adalah $200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.
Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang dianggarkan-pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalam contoh di atas, rasio margin pengamannya yaitu sebesar (350.000-200.000)/200.000= 75%.
Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun.  Hal itu dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Langkah-langkah  
Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi  (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan asumsi –asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.
H.       Analisis CVP Dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap. Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan non-unit.
Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak. Kedua, pembilang pada persamaan impas ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan keberlanjutan produk. Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap bertambah.

III. Metodologi Penelitian


           Penelitian ini bersifat simulatif, untuk memperoleh hasil dari percobaan tindakan, karena obyek penelitian ialah PT. Ryan Mahriza suatu perusahaan fiksi dibuat oleh peneliti sebagai prototype. Metode yang digunakan yaitu Eksperimental, suatu metode yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat - akibatnya. Pada metode ini beberapa variabel dikontrol sedemikian rupa sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi bisa dinetralisir.
          Metode eksperimental bertujuan mencari hubungan sebab - akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi berarti merubah secara sistematis sifat - sifat / nilai - nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.



Comments

Popular posts from this blog

Makalah Cost Volume Profit